Istilah hybrid learning mengemuka saat proses belajar siswa berpindah dari kelas menjadi di rumah selama pandemi covid.
SD Muhammadiyah Sapen sudah mengimplementasikan hybrid learning sejak tahun 2009. Ketika anak-anak Sapen mengikuti orangtuanya tugas kerja di belahan benua lain.
Saat itu, siswa Sapen yang mengikuti orangtuanya tugas di luar negeri harus mengikuti keluarga tanpa berpindah sekolah. Sebut saja, Natasha dan Tyas yang mengikuti ayahnya bertugas di Amerika.
Keduanya bisa mengikuti pembelajaran bersama teman-temannya secara bersama-sama dipisahkan ruang waktu dan geografis. Pembelajaran dengan menggunakan hybrid learning diterapkan SD Muhammadiyah Sapen untuk menjembatani siswa yang belajar di rumah dan di sekolah.
Saat pandemi covid mendera negeri ini, pembelajaran hybrid learning terus berlangsung, sehingga tidak ada kendala bagi orangtua yang menginginkan putra-putrinya akan belajar di rumah (secara online) atau hadir di sekolah (secara offline).
Siswa yang berada di rumah dan di sekolah belajar bersama seperti layaknya di kelas. Mereka bisa berinteraksi secara langsung dengan guru dan teman-temannya dalam kondisi aman dan nyaman.