Meningkatnya persaingan pendidikan memiliki implikasi positif terhadap
kebutuhan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia pelaksana
pendidikan di sekolah-sekolah. Kini, sekolah-sekolah berupaya untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusianya agar bisa memberikan
kualitas layanan yang lebih baik terhadap siswa didiknya. Upaya untuk
meningkatkan kualitas sekolah melalui peningkatan kualitas sumber daya
manusia salah satunya bisa dilakukan dengan belajar kepada sekolah yang
lebih maju di antaranya melalui proses magang kepala sekolah dan guru.
Sapen
merupakan salah satu tujuan magang yang sangat diminati. Hampir tiap
hari, selalu ada tamu magang dari luar DIY. Minggu ini, sembilan guru
dari empat sekolah di antaranya SD Muhammadiyah Rawalo, Banyumas, SD
Muhammadiyah 1 Purbalingga, MI Muhammadiyah Truko Kendal, Jawa Tengah
dan SD Muhammadiyah Boarding School (MBS) Prambanan Sleman mengadakan
kegiatan magang guru di Sapen. Kegiatan magang berlangsung selama dua
minggu.
"Guru-guru magang, kita tempatkan di asrama guru Sapen
yang letaknya 4 km dari Sapen", ujar Basuki, pengelola magang guru
Sapen. Menurutnya, hal tersebut dilakukan agar guru-guru bisa belajar
memanej waktunya dengan baik dari segi keberangkatan dan kepulangan
sehingga bisa membentuk pribadi yang memiliki disiplin waktu yang baik
ke depannya. Walaupun sebetulnya kita memiliki guest house yang letaknya
100 meter dari sekolah.
Berbeda dengan paradigma berfikir di
tempat asal sekolahnya, selama magang guru-guru dibentuk mindsetnya
menjadi guru-guru yang memiliki paradigma berfikir sekolahkal. Artinya,
keberadaan guru-guru di sekolah bukan hanya sekedar menggugurkan tugas
dan tanggung jawabnya, datang-mengajar-pulang. Namun demikian, bagaimana
guru-guru yang memiliki potensi yang luar biasa tersebut mampu
memberikan kontribusi positif pada sekolah melalui pemberian tugas
tambahan di luar jam mengajar sebagai guru.
Tidak heran bila,
selama minggu pertama, guru-guru magang akan dikenalkan dengan ilmu guru
yang berhubungan dengan didaktik-metodik, manajemen pengelolaan,
melakukan kegiatan observasi di kelas-kelas, wawancara dengan berbagai
kepala bagian (kabag) yang ada di Sapen dan proses penyusunan program
semester, silabus, dan pembuatan rencana pelaksana pembelajaran (RPP).
Memasuki minggu kedua, guru-guru magang akan melakukan kegiatan
microteaching yang disupervisi oleh supervisor dari awal hingga akhir
pembelajaran. Selanjutnya hasil dari microteaching tersebut akan dinilai
kelebihan dan kekurangannya untuk bahan masukan agar ke depannya
guru-guru magang bisa melakukan kegiatan KBM dengan baik dan
berkualitas, ungkap Basuki.